Yang Tua, yang Berkarya

Faktor usia memang seharusnya tidak menjadi halangan untuk tetap berkarya. Menikmati hari tua bagi sebagian orang bukan berarti melakukan aktivitas yang sia-sia. Justru dengan luangnya waktu, dimanfaatkan untuk beraktivitas yang sekaligus bisa menghasilkan karya. Begitulah yang dilakukan seorang Tjetjep Subarnas bersama rekan-rekan sejawatnya yang sering berkumpul menikmati usia senja dan sekaligus berkarya bersama-sama.

Tjetjep Subarnas (baca: Cecep Subarnas) -yang lebih suka dipanggil Barnas- ini adalah seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang memang hobi dengan kesenian. Sedari muda beliau ini memang suka dengan seni rupa terutama seni lukis. Bahkan sewaktu di bangku sekolah, beliau ini pernah beberapa kali menjuarai lomba melukis. Hobinya melukis ini tidak berhenti sampai dewasa, bahkan beberapa karya lukisan sempat dihasilkan di sela-sela kesibukannya sebagai PNS.

Setelah masa tugasnya berakhir sebagai PNS, beliau meneruskan minat berkesenian dengan terus melukis. Bergaul dengan sesama seniman maupun penyuka seni pun sering dilakukan karena memang waktu luang yang dimilikinya sekarang lebih banyak, terutama setelah bergabung dengan Bale Seni Barli. Koleksi karya lukisan yang tercipta dari tangannya pun kian bertambah, meskipun beberapa karya sudah berpindah tangan kepada kolektor maupun rekan sesama penggemar lukisan.

Lukisan kerbau pembajak sawah karya Tjetjep Subarnas

Salah satu lukisan karya Tjetjep Subarnas yang dihasilkan sewaktu di Bale Seni Barli.

Dari sekian banyak karya lukisan beliau, memang sebagian banyak lukisan tidak sempat didokumentasikan. Tapi seiring waktu dan juga meningkatnya kesadaran beliau tentang pentingnya dokumentasi karya, maka beberapa foto dari karya lukisan beliau sudah mulai dikumpulkan. Dan ini adalah beberapa karya lukisan yang sempat didokumentasikan.

Lukisan "Menumbuk Padi" karya Tjetjep Subarnas

“Menumbuk Padi”

Lukisan domba adu karya Tjetjep Subarnas

Lukisan domba karya Tjetjep Subarnas yang sekarang sudah dimiliki oleh seorang kolektor lukisan.

Minat beliau di dunia seni ternyata tidak hanya berkutat pada seni rupa, tapi berkembang lebih jauh pada seni musik terutama musik khas daerah. Sebagai pria asal tatar Sunda, lingkungan pergaulan beliau memang kental dengan kesenian Sunda terutama musik tradisionalnya. Musik kacapi suling, karawitan dan sebagainya memang sudah akrab sejak beliau masih muda. Meskipun begitu, beliau juga mengikuti musik jenis lain seperti dangdut ataupun pop Sunda.

Akhir-akhir ini beliau sering bergaul dengan rekan-rekannya penggemar musik Sunda seperti pop Sunda dan musik kacapi suling. Seperti halnya di dalam seni lukis, beliau juga tidak hanya menghabiskan waktu menggeluti kesenian musik Sunda tanpa berkarya. Bersama rekan-rekannya beliau memproduksi sendiri lagu-lagu ciptaannya, meskipun hanya dengan alat produksi rekaman yang mereka miliki. Adalah Yadi yang membantu membuat aransemen lagu, seorang rekan beliau yang sudah terbiasa mengolah lagu untuk organ tunggal sekaligus memiliki peralatan untuk merekam lagu. Kemudian ada Warsa, yang menjadi pelantun beberapa tembang yang mereka ciptakan. Dan ditambah satu lagi rekan beliau yang juga adik dari Warsa, yang melantukan beberapa lagu lainnya.

Tahun ini, beberapa lagu dengan genre pop Sunda sudah tercipta, 4 lagu diantaranya sudah diproduksi dan bahkan 2 diantaranya sudah dibuat video klipnya. Rencananya lagu-lagu lainnya akan segera masuk ke produksi rekaman tahun ini juga, baik itu musik pop Sunda maupun kacapi suling. Untuk video klip lagu yang sudah terbit bisa dinikmati di channel YouTube beliau yaitu Music van Barnas. Hebatnya lagi, video klip ini juga dibuat oleh beliau dan rekan-rekan seniman secara mandiri.

Video klip “Pasini Jangji”

Video klip “TKW”

Video klip “Kembang Malati”

Video klip “Putri Nawang Wulan”

Itulah sekelumit kisah yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita semua, bahwa berkarya memang (seharusnya) tidak mengenal batasan usia. Kalau yang tua saja masih bisa berkarya, kita yang masih muda tentulah sangat mampu untuk berkarya di bidang apapun. Kita semua tentunya berharap semoga semakin banyak generasi muda kita yang rajin menghasilkan karya dan bukan hanya sebagai penonton saja.

 

Tautan:

3 Respons

Ada 3 respons untuk “Yang Tua, yang Berkarya”.

  1. Tesa

    Wah.. kreatif banget Pak Barnas ini ya…
    satu contoh bagus buat anak” muda sekarang, biar jangan cuman maenan gadget aja.
    Maju terus pak dengan karya”nya…

    Salam dari Banten.

  2. Ani Suhartini

    Sangat inspiratif 🙂

  3. may

Beri Respons