Tukang Ayam Keliling

Pedagang keliling di perumahan atau perkampungan seiring waktu pun sudah berganti menyesuaikan dengan selera zaman baik penampilan, peralatan maupun komoditas yang dijual. Tetapi terkadang kita masih menemui yang setia seolah tak tegerus waktu sehingga menjadi pembangkit kenangan masa lalu.

Ketika sedang berjalan kaki di perumahan Puri Cipageran Cimahi saya berpapasan dengan seorang pedagang keliling dengan pikulannya dengan komoditas yang ia jual berupa ayam kampung dalam kondisi hidup.

IMG01373-20110717-1024

Teringat sewaktu kecil ibu saya pun pernah beberapa kali membeli ayam dari pedagang keliling seperti ini. Pada masa sekarang ketika ibu-ibu dimanjakan dengan berbelanja bahan masakan di supermarket, pedagang ayam kampung hidup ini menjadi keunikan tersendiri. Menurut seorang kawan wadah anyaman bambu tersebut dalam bahasa Sunda disebut carangka, di Palembang ketika saya kecil pedagang berpikulan carangka yang lebih lazim adalah tukang loak atau pedagang singkong mentah dengan ciri khas peralatan wajibnya timbangan gantung terbuat dari logam dengan warna kuning yang tampak kusam.

Melihat sang pedagang membawa ayam dalam jumlah tak terlalu banyak dan ayamnya pun tak nampak terlalu tersiksa, membuat saya bertanya-tanya mengapa lebih sering menemui mereka yang menggunakan sepeda motor membawa ayam hidup dalam jumlah sangat banyak, ditumpuk dan digantungkan pada jok motor seolah menjadi simbol kebuasan dan kerakusan manusia terhadap makhluk lain.

0 Respons

Beri Respons