Fenomena online food delivery sekarang ini menyebabkan efek samping yang cukup mengkhawatirkan. Selain menambah masalah sampah kantong keresek dan sampah kemasan, efek samping yang saya rasa lebih parah adalah melimpahnya sampah alat makan yang terbuat dari plastik, terutama sendok plastik.
Hal ini disebabkan karena ada beberapa resto yang berinisiatif memberi alat makan plastik dalam penjualan pesanan-nya. Kebanyakan berupa sendok plastik, meskipun ada juga yang memberikan garpu plastik.
Awalnya saya sengaja saya kumpulkan sendok-sendok ini -siapa tahu perlu-, tapi ternyata lama-lama semakin banyak dan tidak terpakai juga. Tumpukan sendok plastik ini hanya teronggok begitu saja dan tidak pernah saya gunakan.

Sendok-sendok plastik ini tidak pernah terpakai.
Lain hal dengan wadah plastik yang biasanya saya dapat juga dari pesanan makanan online. Wadah plastik ini nasibnya masih mending, karena sering dipakai ulang untuk keperluan membungkus makanan. Untuk keperluan mengantarkan makanan pun wadah plastik ini masih bisa saya gunakan. Jadi tidak terlalu mubazir dan tidak cepat berubah menjadi limbah.
Permasalahan Saya dengan Sendok Plastik
Secara pribadi, dari dulu sudah tidak suka menggunakan alat makan dari plastik. Biasanya ada saja pedagang kaki lima yang memberikan sendok plastik sebagai alat makan meskipun si pembeli itu makan di tempat.
Sendok plastik ini kualitas plastiknya biasanya murahan. Pinggiran sendoknya suka ada yang tajam-tajam karena hasil cetakan plastiknya tidak rapi. Selain membuat tidak nyaman, resiko paling parah bisa melukai bibir atau lidah. Yang pernah merasakan luka di bibir, pasti kebayang perihnya kalau bibir tersayat gara-gara sendok sialan ini.
Bahan plastiknya yang jelek, bisa dilihat dari warna bahan plastiknya. Sering ada sendok plastik yang warnanya seperti plastik hasil daur ulang. Bahkan suka ada juga yang sendoknya ini masih berbau plastik. Ya iyalah emang bahannya dari plastik! Maksudnya, kalau kualitasnya seperti itu kan bisa mempengaruhi aroma dan rasa yang kita makan.
Hal yang menjengkelkan lagi yaitu gampang bengkok. Belum lagi kalo yang kualitasnya parah banget, pas makan sendoknya patah. ๐ Bayangkan jika kita sedang makan daging, misalnya rendang. Dipakai motong daging, eh malah sendoknya yang patah. Hahaha
Meskipun ada juga yang kualitasnya lumayan bagus -misalnya yang dari restoran yang lumayan ternama-, tapi bagi saya tetap saja tidak nyaman. Ketika makan dengan sendok plastik itu feel-nya berbeda dengan makan dengan sendok logam. Seperti ada yang aneh gitu lah.
Tekstur, bahan dan bau plastik itu seolah-olah mempengaruhi selera makan. Entah dengan para pembaca sekalian rasakan, tapi apa yang saya rasakan seperti itu. Apa yang saya rasakan benar atau hanya sugesti saja? Entahlah.. ๐
Kalau saya pribadi pokoknya males aja kalau makan pakai peralatan plastik, mendingan saya makan pakai tangan saja. Lebih enjoy.
Krisis Sampah
Penggunaan sendok plastik ini kan biasanya sekali pakai, jadi mudah sekali berubah menjadi limbah. Plastik ini terkenal sebagai sampah yang sangat lama untuk terurai di alam. Apalagi sendok plastik yang terbuat dari bahan yang cukup tebal daripada misalnya kantong keresek, jadi sudah pasti akan semakin sulit untuk terurai di alam.
Apalagi sekarang di banyak tempat sedang krisis sampah, termasuk di daerah tempat saya tinggal. Maraknya penggunaan alat makan plastik sekali pakai ini tentu saja akan semakin memperparah permasalahan sampah yang ada. Masalah sampah keresek plastik dan kemasan saja belum ada solusinya, ditambah sekarang dengan alat makan plastik.
Selain itu, limbah alat makan plastik ini bisa berbahaya jika tercecer sembarangan. Kalau terinjak dan pecah, potongan plastik ini bisa menjadi cukup tajam untuk menancap di telapak kaki. Hiiiy… ๐จ
Sedikit Masukan untuk Pedagang Makanan
Menurut saya, untuk penjual makanan lebih baik layanan pemberian alat makan ini hanya berdasarkan permintaan dari pembeli saja. Jadi, kalau pembeli tidak meminta alat makan ya penjual tidak usah memberi alat makan. Saya rasa platform online pemesanan makanan juga sekarang sudah mulai ada yang menerapkan fitur seperti itu.

Sendok plastik cuma jadi pajangan doang. ๐
Kalau dari sisi penjual sih kita mengerti penggunaan alat makan plastik ini bertujuan sebagai salah satu pelayanan untuk konsumen. Tetapi kalau mau menerapkan pemberian alat makan berdasarkan permintaan pembeli, itu justru akan menekan biaya di setiap transaksi pembelian. Jika banyak konsumen yang tidak meminta alat makan, bukankah ke depannya akan lumayan menghemat biaya modal untuk pembelian alat makan tersebut.
Belum lagi, saya rasa yang melakukan pemesanan makanan online juga kebanyakan posisinya di rumah. Untuk alat makan yang biasa yang kita gunakan untuk makan pasti lah selalu tersedia di rumah, setidaknya itu yang saya alami. Jadi pemberian alat makan secara default saya rasa agak percuma.
Ya begitulah sedikit curhat saya tentang maraknya fenomena sendok plastik ini. ๐ Bagaimana pendapat para pembaca?